KABARPANTURA.ID – Derap Solihin (64) membuka gawainya seusai disuntik vaksin tempo hari. Sambil menunggu hasil observasi selang 10 menit. Beredar kabar, koin bisa menempel di kulit seelah divaksin.
Warga RW 08 Karanganom, Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk ini cuma senyum-senyum saja.
“Saya tidak percaya, makanya saya pilih divaksin,” ujarnya, Senin, 31 Mei 2021.
Dia termasuk orang yang sering melihat berbagai berita, baik melalui televisi maupun telepon pintarnya.
“Sehingga saya tahu betul bagaimana perkembangan vaksin ini, hoaks di mana-mana, saya pilih berita dari sumber yang jelas. Buktinya, hingga saya mendapatkan vaksin kedua ini, saya tidak apa-apa kok,” tuturnya.
Begitu juga saat ia mendapatkan vaksin pertama pada bulan puasa lalu, ia mengaku tidak merasakan gejala apa-apa.
“Banyak yang takut dan ragu divaksin saat bulan puasa, saat itu saya datang saja ke Puskesmas karena memang sudah didaftarkan juga, dan alhamdulillah tidak merasakan apa-apa, tidak bergejala, puasa pun lancar,” katanya.
Derap Solihin datang sendiri ke Puskesmas Pegambiran ini dengan menggunakan motornya. “Keluarga juga mendukung saya divaksin, kemudian ada imbauan juga dari RW setempat, alhamdulillah saya datang sendiri ke Puskesmas dengan menggunakan motor sendiri, masih sanggup,” tuturnya.
Menurutnya, tetangganya yang juga sesama lansia memang ada yang termakan hoaks, sehingga tidak divaksin.
“Mungkin ragu untuk divaksin, tapi saya juga lihat ada tetangga lainnya yang datang untuk divaksin, saya sih berharap vaksinasi terhadap lansia ini lancar sehingga wabah ini cepat berlalu,” katanya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Pegambiran, dr. Ahmad Subhi Taufiequrrohman mengatakan, pada Senin ini ada lansia yang masih divaksin pertama, namun ada juga yang memasuki vaksinasi kedua.
“Pada vaksinasi kedua ini target kita 35 orang,” katanya.
Menurutnya, di Pegambiran sendiri terdapat target 449 lansia pada vaksinasi pertama dan sudah tercapai 79,87 persen. Sementara pada vaksinasi kedua ditargetkan 432 orang dan sudah tercapai 48 persen.
“Kenapa datanya berbeda pada vaksinasi pertama dan kedua? Karena pada tahap kedua ada lansia yang harus ditunda dulu setelah screening kesehatan,” katanya.
Lanjutnya, pihak Puskesmas sudah melakukan berbagai upaya agar capaian vaksinasi untuk lansia ini bisa signifikan. “Kita melaksanakan penyuluhan, pengurus RT/RW kita kumpulkan, kemudian ngasih pengumuman ke masyarakat. Namun keterbatasan penyampaian bisa juga terjadi. Sementara banyak berita hoaks, dan kadang para lansia itu percaya terhadap berita itu,” katanya.
Menurutnya, upaya jemput bola juga sudah dilakukan oleh pihak kecamatan dan kelurahan.
“Puskesmas keliling yang menggunakan ambulans juga kita gunakan, namun para lansia menolak ini, dan akhirnya difasilitasi lewat kelurahan, ngumpul dulu di satu titik dan akhirnya dijemput untuk disuntik di Puskesmas,” ujarnya.
Sementara itu, di hari yang sama, vaksinasi lansia juga dilakukan di RW 03 Kalijaga, Kecamatan Harjamukti. Menurut Kepala Puskesmas Kalijaga, dr. Yati Hayati Azizah, dari target 30 lansia, yang datang ke Baperkam setempat hanya 13 orang.
“Itu pun harus dijemput bola. Meski demikian, kita terus upayakan capaiannya meningkat,” katanya.
Menurutnya, dalam melaksanakan vaksinasi ini, salah satu kendala yang dihadapi adalah berita hoaks yang banyak beredar di media sosial.
“Kita berlomba dengan berita hoaks ini, dilawan dengan edukasi dan sosialisasi yang massif, saya sendiri tidak mau menyerah begitu saja, media juga harus menyebarkan informasi yang benar terkait vaksinasi tersebut,” katanya.
Di sisi lain, menurutnya, lansia yang tinggal di perumahan sebetulnya tidak sulit saat diberikan sosialisasi. “Mereka tidak sulit saat didatangkan untuk divaksin. Yang sulit itu adalah lansia yang tinggal di pemukiman. Vaksinasi terhadap lansia ini akan terus berjalan, dan saya berharap akan berjalan lancar melalui sosialisasi,” katanya.