Naik dari 66,72 % di 2018 Menjadi 68,85 % di 2023, Apa itu IPM?
KABARPANTURA.ID – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Majalengka menunjukkan peningkatan yang signifikan di bawah kepemimpinan Bupati Majalengka Karna Sobahi dan wakilnya Tarsono D. Mardiana. Mereka menjabat periode 2018–2023
Pada tahun 2018, IPM Majalengka tercatat sebesar 66,72 persen. Angka ini meningkat menjadi 68,85 persen pada tahun 2023. Ini mencerminkan kemajuan yang dicapai selama periode 2018-2023.
Peningkatan IPM dari 66,72 persen pada 2018 menjadi 68,85 persen pada 2023 menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah daerah berada di jalur yang benar.
Peningkatan ini tidak hanya menjadi bukti nyata keberhasilan kepemimpinan Karna Sobahi tetapi juga memberikan harapan bagi masa depan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Kabupaten Majalengka, jika dilanjutkan pada periode berikutnya.
“Peningkatan IPM ini adalah hasil kerja keras bersama dan kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Majalengka,” ujar Karna Sobahi, Minggu 4 Agustus 2024.
Meskipun telah banyak pencapaian, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Karna Sobahi akan terus berusaha untuk memastikan bahwa setiap program yang dijalankan benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Dengan semangat gotong royong, kami akan terus berupaya untuk memastikan setiap warga Majalengka merasakan manfaat dari pembangunan ini. Kami akan terus berfokus pada program-program yang berdampak langsung pada peningkatan kualitas hidup masyarakat,” tegas Karna.
Belum banyak yang tau apa sebenarnya IPM itu? IPM adalah alat yang digunakan untuk mengukur pembangunan manusia di suatu daerah. IPM mencakup tiga aspek utama: kesehatan, pendidikan, dan standar hidup layak.
1. Kesehatan:
Aspek kesehatan diukur melalui angka harapan hidup. Semakin tinggi angka harapan hidup, semakin baik tingkat kesehatan di suatu daerah. Di Majalengka, peningkatan fasilitas kesehatan seperti pembangunan dan renovasi puskesmas serta kampanye kesehatan preventif telah membantu meningkatkan harapan hidup masyarakat.
2. Pendidikan:
Aspek pendidikan diukur melalui dua indikator: angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah.
– Angka Melek Huruf: Persentase penduduk yang bisa membaca dan menulis. Semakin tinggi persentase ini, semakin baik tingkat pendidikan dasar masyarakat.
– Rata-Rata Lama Sekolah: Rata-rata jumlah tahun pendidikan yang ditempuh oleh penduduk usia 25 tahun ke atas. Semakin tinggi angka ini, semakin baik tingkat pendidikan masyarakat secara keseluruhan.
Pemerintah Kabupaten Majalengka, di bawah kepemimpinan Karna Sobahi dan Tarsono Mardiana, telah memperkenalkan berbagai program beasiswa, meningkatkan kualitas sekolah, dan memberikan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
3. Standar Hidup Layak:
Aspek standar hidup layak diukur melalui pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita adalah rata-rata pendapatan yang diperoleh per orang di suatu daerah. Semakin tinggi pendapatan per kapita, semakin baik standar hidup masyarakat di daerah tersebut.
Di Majalengka, berbagai inisiatif ekonomi, termasuk pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan lain sebagainya.