Daging Ayam BPNT Bau Busuk, KPM di Haurgeulis Kecewa

  • Bagikan

Pemanfaat: Realisasi bantuan diduga jadi ajang bancakan

KABARPANTURA.ID – Pembagian Kartu Kesejahteraan Sosial (KKS) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang baru untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kab. Indramayu dilakukan secara kolektif.

Diantaranya di empat kecamatan, yakni Gabuswetan, Kroya, Gantar dan Haurgeulis.

Pembagian kartu KKS BPNT baru tersebut secara kolektif dan langsung digesek E-Warong yang ada di belakang kantor Kecamatan Haurgeulis, Kamis (22/10/2020).

Hal tersebut, dibenarkan salah seorang pemilik E-Warong BPNT di Kecamatan Kroya, PB.

Menurut PB, pembagian kartu KKS yang baru realisasinya diarahkan di satu tempat.

“Realisasi hak KPM BPNT yang baru dan secara kolektif tersebut, diduga atas kesepakatan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan Tikorcam empat kecamatan itu,” ujarnya.

Menurut PB sembakonya diduga tidak sesuai hak atau peruntukan KPM dan diduga jadi ajang bancakan.

Bahkan, lebih parah lagi daging ayamnya pun hanya diberi empat bungkus serta beraroma tidak sedap.

Diketahui, pemanfaatnya adi Desa Sukaslamet Kecamatan Kroya, Karwiyem mengeluhkan sembako BPNT yang diterimanya diduga dikurangi dan daging ayamnya pun bau busuk.

“Kita diantar RT, mengambil kartu KKS  BPNT dan langsung digesek dibelakang kantor Kecamatan Haurgeulis,kemarin hari kamis,” kata Karwiyem.

Dikatakan Karwiyem, tapi sembakonya hanya dikasih jatah 1 bulan.

“Dan, yang 6 bulannya nanti dikirim kata mereka, juga disuruh menunggu di Tanjung Kerta kata TKSK Kroya itu,” ujarnya.

Ia mendapat sembako BPNT 7 bulan, namun hanya menerima berasnya hanya 6 karung, telor ayam 5 Kg tapi telor ayamnya diminta lagi 1 bungkus.

Bahkan, ada daging ayam 4 bungkus dan berbau tak sedap.

Seorang Ketua RT Desa Sukaslamet, SBD membenarkan dan mengaku diarahkan TKSK Kroya melalui Lambang untuk mengondisikan KPM BPNT baru dan mengantarkan ke Kecamatan Haurgeulis.

“Iya, saya disuruh Lambang Tasidi untuk mengarahkan dan mengantar KPM baru ke belakang kantor Kecamatan Haurgeulis, ya mengambil kartu KKS sekaligus digesek disana,” ucapnya.

Dikatakan SBD lalu dirinya ditelepon TKSK Kroya Endi Sonjaya dan disuruh menunggu daging ayam
nya di Desa Tanjungkerta, tapi kondisinya bau busuk.

Sementara ketika dikonfirmasi, TKSK Kroya, Endi Sonjaya membantah bahwa dirinya belum pernah dan tidak mungkin suplai komoditi apapun untuk bansos.

“Ada pun KPM baru yang dapat 6,5 dan 4, itu sesuai yang didapat. Karena tidak semua KPM baru sama perolehannya,” katanya.

Ia mengatakan bahwa sebelum memberitakan wartawan wajib mempertemukan nara sumber dengannya.

“Kita bisa ketemu sebagai sumber di lapangan yang menuduh saya jadi supplier,” pungkasnya. (Rastim Ken Aji)***

  • Bagikan